Sabtu, 10 Februari 2018

❇ Renungan... ❇

:: <3 @ <3 O:)
⭐ Sabtu, 10 Feb 2018⭐

 ❇ NABI YANG TEGAS DAN BERANI ❇
Yesaya 39:1-8

 Sekalipun Nabi Yesaya banyak melakukan pelayanan penghiburan dan peneguhan bagi umat Tuhan,  namun dia tidak lupa untuk memberi teguran terhadap berbagai penyimpangan yang terjadi.
Inilah suara kenabian yang sesungguhnya, yakni menyuarakan kebenaran di tengah-tengah ketidak benaran dan penyimpangan terhadap Firman Tuhan.

Yesaya adalah tipe nabi yang tegas dan berani menyuarakan kebenaran.
Dia tidak akan segan-segan menegur raja Yehuda yang dilihatnya bertindak secara tidak benar,  sekalipun mereka pimpinan tertinggi atas Kerajaan Yehuda.
Ketegasan Yesaya ini dapat kita baca baik dalam nubuat-nubuatnya maupun dalam kisah yang di catat dalam kitabnya,  kitab Yesaya.

Salah satu contoh dan keberanian Yesaya dalam menyuarakan kebenaran adalah ketika ia menegur Raja Hizkia.
Hizkia menerima banyak berkat Tuhan dalam hidupnya.
Namun sayang dalam perjalanan hidup selanjutnya,  setelah menerima banyak berkat Tuhan,  Hizkia menjadi angkuh dan tidak berterimakasih pada-Nya.
Hal ini berkenaan dengan tindakannya dalam memamerkan segala harta kekayaannya di istananya kepada utusan-utusan raja Babel.
Maksud kedatangan utusan-utusan Raja Babel tersebut adalah untuk mengadakan persekutuan dengan Hizkia.
Dan Hizkia menunjukkan semua harta kekayaannya kepada mereka untuk membuktikan bahwa ia adalah teman sekutu yang layak di perhitungkan oleh orang Babel.

Hal ini berarti bahwa Hizkia mulai mengandalkan orang Babel dalam peperangan menghadapi musuh-musuhnya.
Dengan demikian ia melupakan Tuhan dan tidak lagi mengandalkan-Nya.

Itulah sebabnya Yesaya menegur Hizkia dengan keras atas perbuatannya itu.
Dan Yesaya menyampaikan hukuman Tuhan kepadanya dan kepada bangsa Yehuda.
Untunglah Hizkia tidak marah atas teguran Yesaya tersebut.
Ia cepat bertobat dan merendahkan diri di hadapan-Nya,  sehingga hukuman yang Dia rancangkan tidak ditimpakan kepada Hizkia dan bangsa Yehuda pada masanya,  hukuman tersebut baru terjadi setelah kematian Hizkia.

Sebagai pelayan Tuhan,  tidak mudah bagi kita untuk berbicara tegas dan berani dalam menegur kesalahan orang lain.
Apalagi jika orang yang melakukan kesalahan tersebut punya pengaruh dalam lingkup gereja atau organisasi pelayanan kita,  seperti orang paling senior di gereja atau organisasi tersebut,  donatur terbesar,  atau bahkan pihak pimpinan.

Pasti kita ada rasa sungkan untuk menegur orang-orang seperti itu.
Tetapi bagaimanapun juga,  kita harus belajar untuk tegas terhadap dosa  dan kesalahan seseorang di dalam jemaat.
Menjadi seorang pelayan Tuhan tidak bisa hanya menyampaikan kata-kata yang menghibur dan menguatkan,  tetapi juga harus menyampaikan kata-kata keras yang menegur bilamana dosa dan kejahatan ditemukan.

Memberi prnghiburan tanpa teguran adalah ibarat memberi makanan lezat tanpa gizi.

✳ GOD BLESS US..  O:) ✳

Copas dari salah satu Buku Renungan Harian.

#akumahapa
#cumawedges
#nggapunyahak

By Roslin
10022018

O:) <3 @ <3 :: 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar