Kamis, 25 November 2021

❇PERCAYA JANJI TUHAN..❇

:: <3 @ <3 πŸ˜‡

⭐ Kamis, 25 Nov 2021⭐

Renungan soreku..

Tuhan tau..apa yang ada dalam pikiranku.., apa yang ada dalam hatiku.., sehingga Tuhan berbicara padaku melalui renungan indah ini..., thanks..My LORD

Bapaa..., Engkau lebih tau yang terbaik bagiku..

Percaya Janji Tuhan, Bahkan Ketika Kemajuan Tidak Terlihat

Posted on  Revy HalimPosted in Faith

“Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” (Ibrani 10:36)

Setiap dari kita sebenarnya dijanjikan sesuatu oleh Tuhan. Tentu suatu janji yang baik dan dapat membawakan kemuliaan bagi nama-Nya; dan tentu kita semua tidak sabar untuk melihat janji tersebut digenapi oleh Tuhan. Namun, jika kita mendapatkan sesuatu yang dinamakan janji, berarti kita juga mendapatkan sebuah tanggung jawab, yaitu untuk menunggu janji tersebut.

Ibrani 10:36 mengatakan bahwa yang kita harus miliki dalam menunggu janji Tuhan ini adalah ketekunan. Dan saya merasa ayat Alkitab yang paling baik untuk mengajarkan kita tentang ketekunan terdapat pada Yosua 6. Saya tidak akan mencantumkan kisah Yosua 6 pada renungan ini, tetapi saya berharap kalian akan membacanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan pembacaan renungan ini.

Yosua 6 dimulai dengan Tuhan memberikan janji kepada Yosua bahwa tembok Yeriko akan rubuh. “Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa’” (Yosua 6:2).

Yosua dijanjikan bahwa tembok Yeriko akan rubuh; tetapi ketika Yosua melihat ke depan, apa yang dia lihat? Tembok Yeriko masih berdiri dengan kokoh. Bukankah ini sama seperti apa yang sering kita alami di dalam hidup kita? Tuhan berjanji bahwa sebuah perubahan akan terjadi, tetapi ketika kita melihat pada keadaan kita, kita tidak dapat melihat adanya perubahan sama sekali.

Mungkin Tuhan menjanjikan kamu kesembuhan, tetapi ketika kamu melihat dirimu, dirimu masih terkapar di rumah sakit. 

Mungkin Tuhan menjanjikan pemulihan pada pernikahanmu, tetapi ketika kamu melihat pernikahanmu, pernikahanmu masih berjalan menuju perceraian. Mungkin Tuhan menjanjikan pembebasan dari adiksi-mu, tetapi ketika kamu melihat kehidupanmu, kehidupanmu masih dikuasai oleh adiksi-mu itu.

Disini kita harus mengingatkan diri kita kembali:jika sebuah janji diberikan, maka sebuah penungguan dibutuhkan.
Generic BannerPada Yosua 6, Tuhan memerintahkan Yosua dan Bangsa Israel untuk mengelilingi tembok Yeriko selama tujuh hari. Maka, mulai berjalanlah Yosua dan Bangsa Israel mengelilingi kota Yeriko. Yosua tidak mengatakan kepada yang lain berapa lama mereka harus berkeliling, dia hanya mengatakan bahwa ini lah arahan yang sudah Tuhan berikan untuk mereka ikuti. Dan yang menariknya, selama enam hari Bangsa Israel dan Yosua mengelilingi kota Yeriko, tidak ada satu hal pun yang terjadi. Tembok Yeriko masih berdiri teguh tanpa ada sedikit pun tanda akan runtuh.

Ini lah salah satu permasalahan yang sering kita hadapi di dalam menunggu janji Tuhan:

BAGAIMANA JIKA KITA TIDAK DAPAT MELIHAT ADANYA KEMAJUAN? 

Bagaimana jika di dalam menunggu janji Tuhan, kita tidak dapat melihat kemajuan apa-apa—apakah kita akan tetap setia menjalani arahan-Nya?

Jika saya Tuhan (tentu saya bukan Tuhan, ini hanya misalkan), saya pasti akan memberikan sedikit kemajuan kepada Yosua dan Bangsa Israel setiap kali mereka berhasil mengelilingi kota Yeriko. Mungkin setelah putaran pertama saya akan membuat pasir-pasir dari temboknya berjatuhan. Mungkin setelah putaran kedua saya akan membuat beberapa batu bata jatuh. Mungkin setelah putaran ketiga saya akan membuat temboknya retak sedikit. 

Intinya, saya pasti akan melakukan hal-hal yang dapat membuat mereka tetap termotivasi untuk setia menunggu dan setia melakukan tugas mereka. 

Namun, ini bukanlah apa yang Tuhan lakukan. Tuhan memerintahkan mereka untuk mengelilingi tembok Yeriko untuk tujuh hari, tetapi Dia tidak memberikan kemajuan apa-apa selama enam hari. 

Apa yang sedang Tuhan coba lakukan?

Jawabannya, adalah karena Tuhan ingin mengajarkan kepada mereka apa yang dinamakanpercaya kepada Tuhan.

Tuhan tidak ingin mereka percaya kepada kekuatan mereka sendiri, Tuhan tidak ingin mereka percaya kepada kemajuan yang mereka alami, dan Tuhan tidak ingin mereka percaya kepada keadaan yang mereka lihat. Melainkan, Tuhan ingin mereka percaya kepada janji-Nya. 

God wants us to walk by faith and not by sight.

Teman-teman, kebenarannya adalah, Tuhan lebih tertarik mengadakan perubahan di dalam diri kita, sebelum dia mengadakan perubahan pada keadaan kita. Tuhan ingin mengajarkan umat-umat-Nya tentang arti sesungguhnya dari iman.

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). 

Di dalam hidup ini, kita tidak perlu tau bagaimana dan kapan terobosan akan terjadi; yang penting kita harus tau siapayang akan membuat terobosan itu. Seperti Yosua dan Bangsa Israel yang akhirnya berhasil melihat janji Tuhan digenapi (tembok Yeriko runtuh) oleh karena ketekunan mereka dalam mempercayai janji Tuhan, begitu pula dengan kita semua jika kita mau dengan tekun menunggu janji Tuhan.

Sekarang pertanyaannya adalah, apa yang akan kamu lakukan selagi menunggu janji Tuhan? Apakah kamu akan terus mengikuti arahan-Nya, mengucap syukur kepada-Nya, dan percaya kepada-Nya selagi menunggu? Ataukah kamu akan berhenti dan meninggalkan-Nya karena kamu tidak melihat adanya kemajuan?

Saran saya adalah: Jangan menyerah dulu dan tetaplah melangkah dengan setia. Siapa tau, mungkin saja sebenarnya saat ini kamu sudah berada pada putaran ke-6, dan sedikit lagi kamu akan melihat janji Tuhan itu digenapi di dalam hidupmu. Percayalah kepada-Nya dan kepada janji-Nya. 

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” 

(Amsal 3:5).

By Roslin

25112021

πŸ˜‡ <3 @ <3 ::😍











































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar