Jumat, 02 Februari 2024

🌸🌸 ALIVE IN CALLING 🌸🌸

:: <3 @ <3 πŸ˜‡
☆ Jumat, 2 Feb 3024☆

🌸🌸 ALIVE IN CALLING 🌸🌸
Ngga terasa ya..waktu begitu cepat berlalu..tau-tau Tahun 2024 ini 1 bulan sudah dilewati.
Tahun 2024 ini Thema Gereja IFGF Global adalah ALIVE IN CALLING.
Selama seminggu ini aku merenungkan FT yang di sampaikan...dan aku merenungkan kembali Tentang Panggilan Tuhan dalam hidupku.

Dan hari ini..aku menemukan sebuah Renungan yang indah..yang setelah membacanya aku merasa di berkati..
Mungkin aku dan kita anak-anak Tuhan sudah sering mendengar kisah ini setiap Natal. Tapi ketika aku mencari maknanya.., aku  mendapatkan Rhemanya.., ada pesan yang  tersirat yang di sampaikan padaku tentang arti dari Panggilan Tuhan.

Panggilan dan pilihan Tuhan merupakan suatu kasih karunia Allah kepada manusia yang dikasihi-Nya, Allah tidak pernah menuntut orang yang dipilih-Nya untuk membalas segala kebaikan Allah, sebab Allah adalah sumber segala kebaikan, namun Allah menghendaki sebagai umat ciptaan-Nya yang dipilih tidak binasa melainkan terus mengerjakan keselamatan yang diberikan secara cuma-cuma kepada manusia, yaitu dengan cara bersungguh-sungguh melakukan segala perintah-Nya. 

Namun pada kenyataannya masih ada orang yang mengaku sebagai orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan masih belum sepenuhnya mengerti makna yang sesungguhnya.  Panggilan pertama Allah kepada manusia mempunyai kaitan yang sedikit sekali dengan kesanggupan, ketrampilan atau keahlian, sebaliknya suatu panggilan sangat berkaitan dengan iman, pengabdian dan penyerahan. 

Panggilan Tuhan atas Maria jauh lebih berat lagi karena Tuhan akan meminjam tubuhnya untuk mengandung dan melahirkan bayi Yesus yang tidak berdosa. 

Ketika mendengar bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, segera muncul reaksi Maria yang spontan: Wah, apa kata masyarakat, tetangga, anggota-anggota keluarganya bahkan tunangannya sendiri terhadap dirinya? 

Apalagi ada suatu ketentuan dalam hukum Musa bahwa barangsiapa yang berbuat zinah, dia akan dirajam dengan batu sampai mati. Penyelewengan seksual adalah suatu pelanggaran yang amat berat dan tak dapat diampuni pada masa itu. 

Maka tidak heran, Maria bereaksi: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Akan tetapi, malaikat Tuhan segera meyakinkan Maria dan berkata: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."

Ditengah-tengah ketidak mengertian Maria, dia hanya menjawab: "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." 
Jawaban Maria diatas menunjukkan betapa dia taat kepada Tuhan. 

Oswald Chambers berkata: "Di hadapan Tuhan, bukan apa yang kita lakukan yang utama, melainkan Allah yang berdaulat telah memilih bekerja melalui kita. Tuhan tidak menginginkan keberhasilan kita, tetapi diri kita. Dia tidak menuntut akan pencapaian-pencapaian kita; tapi ketaatan kita.

" Maria segenap hati menaati Tuhan, meski konsekuensi dari ketaatan itu dapat mendatangkan kerugian yang amat besar bagi dirinya. Tapi dia rela menjalaninya. Keberanian dan kekuatan untuk memikul semua konsekuensi ini memerlukan kasih karunia dari Tuhan. Untuk itu Maria telah memperolehnya. Ini seperti yang diucapkan oleh malaikat Tuhan kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Tuhan" (Lukas 1:30).

Bagaimana dengan pengorbanan Yusuf? 
Kita yakin bahwa Yusuf amat mencintai Maria. Maka ketika ia bertunangan dengan Maria, hatinya sangat senang dan berbunga-bunga. Pertunangan ini tentu memberikan motivasi yang besar baginya dalam bekerja. Cinta adalah suatu kekuatan yang amat misterius dalam diri seseorang. 
Ketika seorang sedang jatuh cinta, maka cinta itu akan memberikannya kekuatan ekstra untuk melakukan banyak yang menakjubkan.

Akan tetapi suatu hari, ketika Yusuf diberi tahu bahwa Maria hamil karena Roh Kudus, ia kaget sekali. Dalam hatinya tentu amat sedih dan marah karena ia merasa Maria telah mengkhianati cintanya. Akan tetapi karena Yusuf "seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam." Dalam bahasa Inggris, ungkapan tulus hati diterjemahkan sebagai "a righteous man," artinya seorang yang melakukan apa yang benar, atau berperi laku benar, khususnya secara moral tidak bercacat.

 Seorang yang benar adalah seorang yang berprinsip, seorang yang dengan segenap hati ingin hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Yusuf adalah seorang yang benar, maka walau ia marah dan kecewa kepada Maria, ia tetap tidak mau mempermalukan istrinya di muka umum. Ia tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan. 

Maka ketika ia mempertimbangkan hal perceraian ini, Tuhan intervensi melalui mimpi Yusuf dan berkata kepadanya: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." Malaikat Tuhan ingin mengkonfirmasi ulang bahwa kandungan Maria terjadi bukan karena perbuatan seorang lelaki, tetapi karena kuasa Roh Kudus. Allah hanya meminjam kandungan Maria. Untuk menghibur Yusuf, malaikat Tuhan memanggil Yusuf, sebagai anak Daud.

Dalam pemenuhan janji Mesias, Yusuf dipandang sebagai pewaris garis keturunan yang sah dari Daud, dan kemudian meneruskan kehormatan ini kepada Tuhan Yesus. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. 

Ia mengambil Maria sebagai istrinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. Seperti Maria, Yusuf dengan ketaatan penuh menerima penetapan Tuhan ini. Walau ia tidak terlalu mengerti apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan dalam diri Maria, ia tetap memercayai kedaulatan dan kebaikan Tuhan. 

Pengorbanan kita dalam Tuhan tidak pernah akan sia-sia. Martin Luther pernah berkata: "Saya pernah menggenggam banyak hal dalam tangan saya, dan sekarang semuanya telah hilang; akan tetapi apapun saya taruh dalam tangan Tuhan, saya tetap memilikinya." Mari kita belajar taat kepada Tuhan. Ketaatan selalu membawa berkat.
Amiiin..πŸ™

Jumat, 2 Feb 2024
Hasil Renunganku hari ini...
Setelah aku membaca renungan di atas.., aku merenung..dan aku mikir..
Kenapa ya.. Panggilan Tuhan pada seseorang itu seringkali sesuatu yang sulit untuk di pahami dan di mengerti..dan untuk melangkah mengambil suatu keputusan..harus memiliki keberanian untuk menerobos sesuatu yang rasanya mustahil untuk dilakulan..rasanya sesuatu yg  diluar nalar dan pikiran manusia..dan terkadang membuat bingung..
Sesuatu hal yang bertentangan dengan hukum yg ada.., ada konsekuensi yang harus di bayar.., mempertaruhkan nyawa dan nama baiknya..
Untuk menaati Panggilan Tuhan ini.., Maria membutuhkan keberanian yang besar dan kemantapan hati untuk melangkah menghadapi semua yang ada dihadapannya.
Aku merasa..bukan hal yang mudah buat Maria untuk mengambil keputusan besar seperti ini..

Bagaimana Maria harus meyakinkan orangtuanya, keluarganya.., orang-orang yang ada di sekitarnya..untuk bisa percaya dengan semua yang dikatakan Malaikat Tuhan padanya..
Dan bagaimana dia harus menjelaskan ya kepada Yusuf tunangannya..

Ditengah-tengah ketidak mengertian Maria, dia hanya menjawab: "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." 
Jawaban Maria diatas menunjukkan betapa dia taat kepada Tuhan. 
Maria dan Yusuf  luar biasa..

Apakah aku memiliki Keberanian seperti Maria.., kalo Panggilan Tuhan dalam hidupku dengan versinya Tuhan untuk hidupku..?

Dan jika hal itu bertentangan dengan hukum yang ada seperti yg di hadapi Maria .,  Siapkah aku untuk melangkah menerobos kemustahilan untuk mengikuti panggilan Tuhan dalam hidupku..dengan segala resiko dan konsekuensinya..yang mungkin membuatku harus rela mempertaruhkan banyak hal dalam hidupku..,  nama baikku dan keluargaku..dan reputasiku..?

Siapkah aku untuk Keluar dari zona nyamanku..?
Seperti Maria, Yusuf dengan ketaatan penuh menerima penetapan Tuhan ini. Walau ia tidak terlalu mengerti apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan dalam diri Maria, ia tetap memercayai kedaulatan dan kebaikan Tuhan. 

Ketika Maria dan Yusuf..sama-sama memiliki KeTaatan untuk mengikuti panggilan Tuhan atas mereka. Dan mereka bersehati untuk  melangkah bersama untuk mengikuti panggilan Tuhan atas mereka.
Dan Ketaatan itu membawa berkat.
Aku percaya bahwa Pengorbanan kita dalam Tuhan tidak pernah akan sia-sia.

Yang menjadi pertanyaannya..
Apakah kita mau dan benar-benar siap untuk mengikuti panggilan Tuhan untuk kita sekalipun itu rasanya sesuatu yang mustahil..?
Dan siapkah kita dengan semua resiko dan konsekuensi yang akan kita hadapi..walau harus mempertaruhkan banyak hal dalam hidup kita..? 
Bukan dengan perkataan..tapi dengan tindakan nyata..
Mungkin kita butuh waktu untuk meyakinkan diri untuk bisa percaya..dan butuh keberanian untuk melangkah..

Terimakasih Tuhan untuk Renungan Indah di awal bulan Feb ini..
Renungan Firman Tuhan yang memberkatiku.., memberiku spirit yang  baru..untuk Taat mengikuti Panggilan Tuhan untukku.

Terimakasih Bapa.., bawa aku masuk dalam Destinynya Tuhan..yang sesuai dengan kehendak Tuhan..πŸ™πŸ˜‡πŸ€


By Roslin
02.02.24

πŸ˜‡ <3 @ <3 :: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar